Surabaya (prapanca.id) – Ini dia The Three Musketeers Fotografi dari Stikosa AWS. Coba telisik, di hampir setiap kegiatan fotografi yang diselenggarakan di Surabaya maupun kota lainnya, selalu muncul nama mereka. Baik sebagai juri, penyaji materi, tutor work shop maupun penyelenggara.
Baik secara perseorangan maupun ketiganya sekaligus. Bagi komunitas fotografi, khususnya fotografi jurnalistik, nama mereka tidak asing lagi.
Para Three Musketeers Fotografi itu adalah Mamuk Ismuntoro, Moch Subechi Nurcahyo atau akrab dipanggil Beky dan Eri Siswanto yang akrab dipanggil Eric Ireng.
Ketiganya telah memilih dunia Fotografi sebagai jalan profesinya dan ladang mata pencahariannya. Kecintaan mereka terhadap dunia fotografi mendapat lahan subur saat kuliah di Stikosa AWS dan aktif dalam Himpunan Mahasiswa Penggemar Fotografi (HIMMARFI) yang merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa.
HIMMARFI berdiri tahun 1985 dan sampai sekarang masih eksis, serta banyak diminati oleh mahasiswa. Salah satu pendirinya adalah “Bob” Priyambodo RH, yang kini Ombudsman LKBN Antara. Dari HIMMARFI ini banyak menghasilkan para pewarta foto yang handal. Berikut sekilas profil Three Musketeers Fotografi tersebut.
Mamuk Ismuntoro
Lelaki kelahiran 2 Juni 1975 ini masuk Stikosa AWS tahun 1994. Karena mobilitas yang tinggi sebagai fotografer profesional ia baru lulus sebagai Sarjana Komunikasi pada tahun 2001. Ia spesialis foto dokumenter dan penerima beasiswa Advance Photo journalism Workshop dari Panna Institute 2006. Pada tahun 2013 ia memperoleh beasiswa lagi dari Photobook Masterclass, Galeri Foto jurnalistik Antara & Goethe Institute.
Melihat file dokumentasinya, ia banyak menerima job foto diri dari beberapa Menteri dan pejabat tinggi. Mamuk juga dikenal sebagai pendiri Matanesia yang ia dirikan pada tahun 2006. Awalnya Matanesia berbasis komunitas, dengan fokus kegiatan memberikan pemahaman dan diskusi terkait foto jurnalistik bagi masyarakat umum. Namun kini berkembang dengan usaha penerbitan, publikasi dan pendidikan. Beberapa karya buku fotografi sudah ia hasilkan melalui Matanesia. Kini ia sering terlibat sebagai tutor dan juri dalam berbagai kegiatan lomba fotografi.
Moch. Subechi Nurcahyo
Lelaki kelahiran 31 Mei 1973 ini masuk Stikosa AWS pada tahun 1992. Sejak masih kuliah sudah berprofesi sebagai Fotografer freelance. Pada tahun 1995 ia bergabung sebagai pewarta foto di harian Surabaya Post. Seperti Mamuk, ia baru menyelesaikan S-1 nya pada tahun 2002. Kemudian langsung melanjutkan pendidikan S-2 Ilmu Komunikasi di Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya.
Selepas dari Surabaya Post, dua tahun kemudian ia bergabung di Harian Jawa Pos. Kini Beky, panggilan akrabnya, adalah Redaktur Foto Harian Jawa Pos. Selesai menempuh pendidikan S-2 nya pada tahun 2005, ia direkrut sebagai Dosen mata kuliah Fotografi di almamaternya, Stikosa AWS. Selain mengajar ia banyak memberikan pelatihan fotografi di berbagai kampus perguruan tinggi di Surabaya.
Sejak 2022 ia ditunjuk sebagai asesor Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dari lembaga penguji Pewarta Foto Indonesia.
Eri Siswanto alias Eric Ireng
Lelaki kelahiran 8 Juli 1972 ini masuk Stikosa AWS pada tahun 1991 dan mengaku langsung jatuh hati dan aktif sebagai anggota HIMMARFI, sesuai motivasinya masuk di kampus media ini, yakni ingin menjadi wartawan foto. Dan profesi ini sudah menjadi panggilan jiwanya dan sudah dijalani secara konsisten selama 30 tahun lebih.
Ia memulai karir sebagai pewarta foto di Harian Surabaya Post pada tahun 1992, saat masih semester 2. Dan di harian sore inilah ia belajar banyak dari guru panutannya, yakni M. Zainuddin (alm.), yang waktu itu merupakan Redaktur Foto Harian Surabaya Post, juga alumni AWS. Setelah bergabung selama 2 tahun, selanjutnya ia sering berpindah media. Antara lain sempat di Jawa Pos Group, Harian Surya, LKBN Antara Divisi Foto Biro Jatim dan sejak 2015 di IndonesiaImages sampai sekarang.
Eric juga wartawan free lance dari beberapa kantor berita manca negara. Antara lain Associated Press (AP), Agence France-Presse (AFP), Reuters, Bernama Malaysia, European Pressphoto Agency (EPA) dan terakhir di Shutterstock Contributor yang dijalaninya sampai kini.
Berbagai peristiwa di negeri ini terekam dalam bidikan lensa kameranya. Dari peristiwa yang landai hingga mengancam jiwa (daerah konflik dan operasi militer). Eric merupakan spesialis Military Photo, Wildlife Photo dan Aerial Photo (foto udara dari pesawat militer). Ia mendapat ‘Brevet Kehormatan’ dari Korps Marinir dan Puspenerbal (Kavaleri, Artileri dan Wing Udara), melengkapi predikat Indonesian Combat Camera (Fotografer Perang Indonesia) yang sudah disandangnya sejak 2003.
Selain kesibukannya sebagai pewarta foto profesional, ia banyak memberikan pelatihan fotografi di beberapa kampus dan instansi. Sejalan dengan perkembangan multi media, ia juga aktif merambah profesi video konten, menghasilkan beberapa karya film dokumenter dan film pendek. (sas)