Surabaya (prapanca.id) – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) belakangan ini terus menunjukkan kecenderungan melemah, mencapai level Rp16.200 per USD. Anggota Komisi XI DPR RI, Marinus Gea, menyoroti hal ini dengan mendorong pemerintah untuk memprioritaskan belanja negara pada hal-hal yang penting.
“Kita harus berhemat secara internal. Hindari pembelanjaan yang tidak esensial,” ujarnya saat melakukan kunjungan kerja reses Komisi XI di Surabaya, Jawa Timur, pada Senin (29/4/2024). Marinus menekankan perlunya pemerintah untuk memperhatikan dengan cermat pos-pos anggaran yang membutuhkan penghematan.
Selain itu, legislator dari Dapil Banten III ini juga memberikan komentar mengenai upaya meningkatkan daya beli masyarakat. Baginya, pemerintah perlu turut campur tangan untuk mengontrol daya beli agar sejalan dengan strategi penghematan dan stabilisasi nilai tukar rupiah terhadap USD.
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 bps menjadi 6,25%. Marinus menilai bahwa langkah ini bukanlah sesuatu yang mudah. Baginya, langkah BI tersebut merupakan upaya jangka pendek dan menengah untuk mengatasi lonjakan nilai tukar USD.
Selain langkah internal, Marinus juga mendorong pemerintah untuk aktif dalam mempromosikan stabilitas global di forum internasional. “Faktanya, konflik regional seperti di Timur Tengah dan ketegangan antara Rusia dan Ukraina sangat mempengaruhi,” ujar politisi dari PDI-Perjuangan ini.
Ia juga mendorong pemerintah untuk menggunakan diplomasi luar negeri dalam memperjuangkan perdamaian. Menurutnya, situasi saat ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. “Bukan hanya investor dan pengusaha yang terdampak. Pelemahan kurs juga mengakibatkan potensi inflasi tinggi dan perlambatan ekonomi,” tambahnya. (agu)