Surabaya (prapanca.id) – Mahasiswa Stikosa AWS mana yang tidak tahu Pak T, tempat kumpul sederhana yang menjadi persinggahan sementara para mahasiswa saat jam istirahat atau sehabis kuliah.
Di tempat itu juga lah saat ospek tahun 2017. Habib Syahrul pertama kali bertemu dengan almh. Bima Alif yang sejak Jumat (5/4/2024) dikabarkan meninggal dunia karena suatu penyakit.
“Kita ketemunya sama-sama mahasiswa baru di Pak T waktu Opspek. Lalu kita sering ketemu dan nongkrong bareng,” kenangnya
Dari sering bertemu dan kongkow bareng itu, Habib nama panggilannya ini menceritakan jika almh Bima adalah pribadi yang selalu memberinya dukungan di segala suasana.
“Senang punya teman seperti Bima, dia adalah orang yang selalu dukung dan bangga dengan aku. Dia tipe orang yang senang melihat temannya lebih sukses dari dirinya,” aku alumni 2017 ini.
Selain itu, Habib mengatakan jika selama ini Bima adalah orang pertama yang menjadi tempatnya bercerita baik tentang pekerjaan, liburan atau apapun.
“Aku gak bisa kalau gak cerita ke Bima, dia juga tahu kalau aku seperti itu. Makanya aku sedih banget ketika dia tiba-tiba sudah tiada,” ujarnya sedih.
Dalam kenangnya, Habib bercerita jika saat pandemi 2020 adalah tahun yang paling berkesan jika mengingat almh Bima yang tanggal 8 April ini akan berulang tahun ke- 26.
Dikarenakan saat tahun 2020 itu, mereka berdua lebih sering menjajaki kedai-kedai kopi di Surabaya dan merasa hampir semua kedai kopi di Surabaya sudah mereka kunjungi.
“Aku kalau inget 2020 itu pasti langsung ingat Bima. Sampai aku pernah diajak ke rumah mantannya saat dia lagi patah hati, aku agak syok ternyata Bima bisa sebucin itu,” ceritanya sembari tertawa
Meski begitu, Habib mengaku sangat bersyukur bisa kenal dan bersahabat dengan almh. Bima yang selalu sedia 24/7 mendukungnya tanpa bosan. “Kamu sekarang sudah gak sakit lagi Bim,” tutup Habib. (jel)