Surabaya (prapanca.id) – Pemerintah Kota Surabaya, bersama Kementerian Kesehatan RI dan PATH, menggelar pertemuan untuk membahas integrasi layanan primer (ILP) kesehatan di Surabaya.
Pada pertemuan tersebut, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan bahwa integrasi layanan kesehatan merupakan upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Surabaya.
Wali Kota Eri berharap agar pelayanan kesehatan dapat terintegrasi dari Puskesmas hingga Posyandu di Balai RW, dengan tujuan agar pusat pelayanan kesehatan di setiap kelurahan memiliki dua tempat, melalui Pustu dan Posyandu, di tahun 2024.
Wali Kota Eri menegaskan bahwa pelayanan kesehatan tidak hanya terfokus di Puskesmas, tetapi juga di Pustu dan Posyandu. Di tahun 2025, semua pelayanan di masing-masing wilayah akan menjadi tempat pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, di setiap RW akan ada dua petugas kesehatan, satu bidan dan satu perawat.
Wali Kota Eri mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan RI dan PATH atas bantuannya dalam penerapan ILP di Surabaya. Dia berharap bahwa kerjasama ini dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang maksimal dan terintegrasi di Surabaya.
Di tahun 2024, pelayanan kesehatan di Pustu hingga Posyandu akan mulai dijalankan. Di tahun ini, akan ada 2 Posyandu dan 153 Pustu di seluruh kelurahan yang mulai membuka layanan kesehatan.
Perwakilan dari Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, Ni Made Diah, menyatakan bahwa visi Wali Kota Eri dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sehat dengan mendekatkan pelayanan kesehatan di tingkat RW sejalan dengan kebijakan Kemenkes RI. PATH juga akan memberikan pendampingan terhadap Kader Surabaya Hebat (KSH) hingga tahun 2025, dengan memberikan 25 keterampilan dasar kepada kader-kader tersebut.
Chief Representatif PATH untuk Indonesia, Irene Sirait menambahkan bahwa PATH akan memberikan pendampingan terhadap KSH Surabaya hingga tahun 2025, dengan fokus pada pengelolaan posyandu dan pelayanan kesehatan kepada berbagai kelompok usia.
Pemerintah Kota Surabaya, bersama Kementerian Kesehatan RI dan PATH, menggelar pertemuan untuk membahas integrasi layanan primer (ILP) kesehatan di Surabaya.
Pada pertemuan tersebut, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan bahwa integrasi layanan kesehatan merupakan upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Surabaya.
Wali Kota Eri berharap agar pelayanan kesehatan dapat terintegrasi dari Puskesmas hingga Posyandu di Balai RW, dengan tujuan agar pusat pelayanan kesehatan di setiap kelurahan memiliki dua tempat, melalui Pustu dan Posyandu, di tahun 2024.
Wali Kota Eri menegaskan bahwa pelayanan kesehatan tidak hanya terfokus di Puskesmas, tetapi juga di Pustu dan Posyandu. Di tahun 2025, semua pelayanan di masing-masing wilayah akan menjadi tempat pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, di setiap RW akan ada dua petugas kesehatan, satu bidan dan satu perawat.
Wali Kota Eri mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan RI dan PATH atas bantuannya dalam penerapan ILP di Surabaya. Dia berharap bahwa kerjasama ini dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang maksimal dan terintegrasi di Surabaya.
Di tahun 2024, pelayanan kesehatan di Pustu hingga Posyandu akan mulai dijalankan. Di tahun ini, akan ada 2 Posyandu dan 153 Pustu di seluruh kelurahan yang mulai membuka layanan kesehatan.
Perwakilan dari Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, Ni Made Diah, menyatakan bahwa visi Wali Kota Eri dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sehat dengan mendekatkan pelayanan kesehatan di tingkat RW sejalan dengan kebijakan Kemenkes RI. PATH juga akan memberikan pendampingan terhadap Kader Surabaya Hebat (KSH) hingga tahun 2025, dengan memberikan 25 keterampilan dasar kepada kader-kader tersebut.
Chief Representatif PATH untuk Indonesia, Irene Sirait menambahkan bahwa PATH akan memberikan pendampingan terhadap KSH Surabaya hingga tahun 2025, dengan fokus pada pengelolaan posyandu dan pelayanan kesehatan kepada berbagai kelompok usia. (agu)