Bojonegoro (prapanca.id) – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro terus berupaya untuk mengendalikan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat dengan menggelar operasi pasar murah.
Salah satu inisiatif ini dilakukan oleh Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro (Disdagkop UM) bekerja sama dengan Bulog dan pihak swasta di bidang perdagangan.
Kepala Disdagkop UM Bojonegoro, Sukaemi, mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, pihaknya berkolaborasi dengan Bulog dan pihak swasta di bidang perdagangan untuk menyelenggarakan operasi pasar murah di 75 titik.
“Sejak Januari hingga saat ini, kami telah melaksanakan 12 titik operasi pasar murah,” jelasnya.
Operasi pasar murah dilakukan secara bertahap, dan jadwal kegiatan ini diinformasikan kepada masyarakat melalui kecamatan dan pemerintah desa. Setiap titik operasi pasar murah disediakan 2 ton beras Standar Pangan Harian (SPHP), serta kebutuhan pokok dan produk penting lainnya.
“Setiap orang maksimal dapat membeli 10 kilogram atau 2 sak beras isi 5 kilogram per sak, dengan harga Rp 10.200 per kilogram,” ungkap Sukaemi.
Sukaemi menegaskan bahwa operasi pasar murah yang diselenggarakan oleh Pemkab Bojonegoro, Bulog, dan pihak terkait tidak hanya menjual beras, tetapi juga bertujuan untuk meratakan distribusi beras agar tidak terjadi ‘panic buying’ yang dapat menyebabkan inflasi yang signifikan.
“Selain untuk mengendalikan inflasi, beras ini juga penting untuk menjaga ketersediaan bahan pokok di Kabupaten Bojonegoro. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan pembelian dalam jumlah besar,” pungkasnya. (sas)