Surabaya (Prapanca.id) – Pemerintah Kota Surabaya terus mengupayakan pelayanan yang optimal bagi warganya. Berbagai fasilitas publik seperti layanan kesehatan, administrasi penduduk, perpustakaan, hingga konseling, kini lebih mudah dijangkau oleh warga melalui berbagai titik layanan mulai dari tingkat kelurahan hingga Mal Pelayanan Publik (MPP).
Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudradjat, langkah memudahkan akses tersebut merupakan bagian dari upaya mewujudkan Surabaya sebagai Compact City. Konsep Compact City ini akan diterapkan terutama di wilayah Surabaya Barat oleh Wali Kota Eri Cahyadi.
Irvan menjelaskan bahwa konsep Compact City diadopsi dari visi Wali Kota Eri Cahyadi, yang mengusung Surabaya sebagai kota yang Humanis, Efektif dan Efisien, Berakhlak, Akuntabel, serta Transparan (Hebat). “Konsep kami adalah Compact City, yang memudahkan warga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti sembako, makanan, kuliner, fasilitas olahraga, taman, dan lainnya tanpa harus melakukan perjalanan jauh,” ujarnya, Selasa (12/3/2024).
Menurutnya, kunci untuk menjadi kota yang efisien, atau yang disebut Surabaya Hebat, adalah dengan meminimalisir jarak dan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat. Misalnya, akses ke fasilitas publik seperti taman atau puskesmas hanya memerlukan jarak tempuh singkat atau biaya yang terjangkau.
“Maka dari itu, rumah sakit, puskesmas, sekolah, fasilitas olahraga seperti lapangan tenis dan futsal, semuanya akan disebar merata di berbagai wilayah,” tambahnya.
Namun, upaya mewujudkan wilayah Surabaya Barat sebagai Compact City tidak hanya berhenti pada mendekatkan fasilitas layanan publik. Pemerintah Kota juga berencana untuk mendekatkan tempat hiburan rakyat seperti Romokalisari Adventure Land, Kebun Raya Mangrove, dan Taman Hutan Raya (Tahura) Mangrove, yang tidak hanya akan menjadi daya tarik wisata namun juga meningkatkan perekonomian warga setempat.
Menurut Irvan, kemungkinan besar konsep Compact City ini akan memanfaatkan lahan dan aset pemerintah setempat di setiap wilayah kecamatan, serta menggunakan prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU) yang telah diserahkan oleh pihak pengembang.
“Seperti yang terjadi pada Romokalisari Adventure Land, Kebun Raya Mangrove, dan Tahura Pakal, ternyata tempat-tempat tersebut mampu meningkatkan perekonomian warga setempat serta menciptakan lapangan kerja baru,” jelasnya.
Menurutnya, wilayah-wilayah seperti Jeruk, Bangkingan, Sumur Welut di Kecamatan Lakarsantri, Made di Kecamatan Sambikerep, dan Tengger Kandangan di Kecamatan Benowo menjadi fokus utama dalam pengembangan Compact City. Rencananya, pengembangan ini akan dimulai pada Agustus 2024.
Diharapkan, pengembangan Compact City ini dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi wilayah dan memberikan dampak positif bagi sosial ekonomi penduduk Surabaya Barat, sehingga dapat berkembang sejalan dengan wilayah lain di Surabaya.
“Kami berencana untuk mengembangkan tema wisata yang berbeda-beda di setiap wilayah untuk menghindari persaingan yang berlebihan,” pungkasnya.(mi)