Surabaya (prapanca.id) – Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaparekraf) Angela Tanoesoedibjo mengapresiasi pengelolaan Kebun Binatang Surabaya (KBS) yang tetap bertahan bahkan berhasil bangkit dan pulih lebih cepat pasca pandemi Covid-19.
“Saya senang sekali melihat satwanya semua terawat. Lingkungannya juga asri, bersih dan terawat. Terdapat ruang terbuka di beberapa lokasi sehingga sangat cocok dijadikan tempat refreshing bagi warga Surabaya dan sekitarnya” ujar Wamenparekraf Angela saat berkunjung ke Kebun Binatang Surabaya, Minggu (11/2/2024).
Direktur Keuangan & SDM KBS, Moch. Nahroni, mengaku sangat senang dengan kunjungan Wamenparekraf. Ia mengantar rombongan Wamenparekraf melihat koleksi satwa yang ada di KBS serta fasilitas pendukungnya. Menurut Nahroni, nantinya KBS akan dilengkapi dengan jembatan penghubung dari Terminal Joyoboyo ke KBS, sehingga memudahkan pengunjung yang akan melihat koleksi satwa di KBS.
“Kami akan terus melakukan inovasi dan meningkatkan angka kunjungan wisatawan. Kenyamanan pengunjung menjadi prioritas kami” ujar Nahroni.
Kebun Binatang Surabaya merupakan salah satu kebun binatang terlengkap di Asia Tenggara dengan lebih dari 230 spesies satwa yang berbeda dengan jumlah total lebih dari 2.179 ekor satwa.
Terdapat juga koleksi satwa langka yang terdiri dari jenis Mamalia, Aves, Reptilia dan Pisces. Sejak 2012 hingga sekarang, KBS dikelola oleh PD. Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya sebagai BUMD dibawah kordinasi Pemerintah Kota Surabaya. KBS juga mendapat pengakuan pula sebagai Lembaga Konservasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2019.
Sebagai salah satu destinasi wisata di Surabaya, KBS memiliki sejarah yang panjang dan mengalami pindah lokasi sampai tiga kali. Dilansir dari situs surabayazoo.id, KBS didirikan oleh H.F.K Kommer, seorang wartawan yang memiliki hobi mengumpulkan binatang. Ia mendirikan kebun binatang yang diberi nama Soerabaiasche Planten-en Dierentuin pada 31 Agustus 1916 di daerah Kaliondo.
Setahun kemudian, ia memindahkan koleksi satwanya di Jalan Groedo. Baru pada tahun 1918, Kommer membuka kebun binatang untuk umum dan diberlakukan tiket tanda masuk. Berdasarkan nama asal tersebut, banyak warga Surabaya, khususnya generasi tua, yang menyebut KBS dengan nama derenten.
Atas jasa Oost-Java Stoomtram (OJS) atau maskapai kereta api yang telah memberikan lokasi seluas 32.000m2 di daerah Jl. Darmo, sekali lagi Kommer memindahkan koleksi satwanya pada tahun 1920 di tanah pemberian tersebut dan digunakan sampai sekarang. (sas)