Jakarta (prapanca.id) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Direktorat Pendanaan Riset dan Inovasi, Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi, berperan sebagai lembaga pendanaan riset. Deputi Bidang tersebut, Agus Haryono, menyatakan komitmen BRIN terlihat dari alokasi anggaran riset tahun 2022-2023 sebesar Rp 365.464.651.210 untuk 1500 judul riset dengan durasi 1-3 tahun, menghasilkan 712 publikasi internasional, 144 paten, dan 173 prototipe.
“Alokasi anggaran riset dan inovasi diberikan melalui berbagai skema pendanaan riset,” ujar Agus.
Direktur Pendanaan Riset dan Inovasi BRIN, Ajeng Arum Sari, mengungkapkan bahwa skema pendanaan riset yang diluncurkan pada tahun 2024 mencakup Pendanaan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) Kompetisi, RIIM Ekspedisi, RIIM Start-Up, RIIM Invitasi, RIIM Kolaborasi, Pusat Kolaborasi Riset (PKR), Pengujian Produk Inovasi Kesehatan, dan Pengujian Produk Inovasi Pertanian.
“Penting untuk dicatat bahwa skema-skema ini akan dibuka sepanjang tahun, berbeda dengan tahun sebelumnya,” kata Ajeng.
Ajeng menjelaskan bahwa setiap skema pendanaan memiliki persyaratan yang berbeda. Pendanaan RIIM Kompetisi ditujukan untuk riset yang mencari kebaharuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
“Pendanaan RIIM Kompetisi menerima semua bidang, mulai dari ilmu pengetahuan, teknik, sosial, humaniora, tata kelola pemerintahan, hingga kesejahteraan masyarakat, kecuali bidang-bidang yang sudah masuk ke dalam tema di skema RIIM Ekspedisi atau RIIM Invitasi Strategis,” tambahnya.
RIIM Ekspedisi adalah pendanaan riset untuk menghasilkan data dan/atau koleksi ilmiah melalui penjelajahan dan penyelidikan lapangan ilmiah. Tema yang dibuka pada RIIM Ekspedisi Gelombang Dua adalah “Ekspedisi dan Eksplorasi Keragaman Masyarakat dan Budaya Indonesia.”
“Temanya mencakup ekspedisi dan eksplorasi terkait agama, etnisitas, seni, tradisi, pengetahuan lokal, bahasa, sastra, dan hal-hal relevan,” kata Ajeng.
Skema Pusat Kolaborasi Riset adalah pendanaan untuk institusi/lembaga yang mengembangkan pusat kolaborasi riset dan inovasi pada bidang spesifik secara multidisiplin dan interdisiplin yang dapat mendapat reputasi internasional.
Ajeng menyebutkan bahwa BRIN juga meluncurkan skema Pengujian Produk Inovasi Pertanian dan Pengujian Produk Inovasi Kesehatan. “Skema RIIM Pengujian Produk Inovasi Pertanian untuk pengujian produk inovasi pertanian, peternakan, dan perikanan,” jelasnya.
Sementara Skema Pengujian Produk Inovasi Kesehatan merupakan skema pengujian dari BRIN sebagai penanggung jawab skema dan sponsor bersama industri pengusul untuk melakukan pelaksanaan pengujian praklinik atau uji klinik atas kandidat produk inovasi kesehatan yang akan diedarkan. Pengusul skema pengujian ini adalah industri yang memanfaatkan hasil riset inventor.
Ajeng menyebutkan bahwa RIIM Invitasi adalah pendanaan yang diberikan kepada institusi/lembaga riset, baik pemerintah maupun non-pemerintah, dengan tema yang ditentukan oleh penyelenggara RIIM Invitasi dan/atau usulan dari Kementerian/Lembaga/Badan Usaha.
“RIIM Kolaborasi merupakan implementasi dari target BRIN sebagai platform kerja sama nasional dan global yang inklusif dan kolaboratif. Skema ini dibuka berdasarkan kerja sama antara BRIN dengan negara mitra dan/atau lembaga pendanaan dari dalam dan/atau luar negeri untuk meningkatkan kolaborasi riset nasional dan internasional,” tambahnya.
Ajeng menyatakan bahwa pendanaan riset ini dapat diakses oleh berbagai pihak, tidak hanya sivitas BRIN, tetapi juga akademisi, start-up, dan industri. Syarat utama untuk menjadi ketua tim periset adalah berpendidikan S3, maksimal terlibat dalam dua usulan proposal, dan memiliki rekam jejak sesuai dengan kegiatan yang diusulkan.
Selain dari peluncuran skema pendanaan, BRIN juga mengenalkan RIIM Award. “RIIM Award adalah penghargaan yang diberikan kepada periset, lembaga/institusi riset, dan start-up yang produktif dalam mengembangkan dan memanfaatkan kebaharuan hasil riset ilmu pengetahuan dan teknologi. Penghargaan ini akan diberikan pada InaRI Expo Tahun 2024,” tutup Ajeng. (sas)