Jakarta (prapanca.id) – Transformasi digital yang terus berlangsung telah membawa dampak signifikan di berbagai sektor. Salah satu isu yang muncul adalah penyebaran informasi yang tidak benar, menyebabkan munculnya misinformasi dan disinformasi. Untuk mengatasi hal tersebut, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, menekankan pentingnya berpikir kritis bagi mahasiswa dalam menghadapi arus informasi digital.
Nezar Patria mengatakan tentang pentingnya berpikir kritis di era digital.”Penggunaan akal sehat kita itu akan maksimal menghadapi berbagai macam ketidakmenentuan yang terjadi di depan, dan juga kita menjadi lebih awas dalam menggunakan piranti digital ini,” kata Nezar Patria dalam acara Bedah Buku “Bernalar Sebelum Klik” di Hotel Swarna Dwipa Palembang, Sabtu (27/01).
Wakil Menteri juga menegaskan bahwa Indonesia sedang melalui transformasi digital sebagai bagian dari upaya untuk memajukan bangsa. Oleh karena itu, generasi muda diharapkan menjadi elemen sosial terpenting bagi bangsa pada tahun 2030 hingga 2045.
Dalam konteks ini, berpikir kritis menjadi kemampuan esensial bagi mahasiswa. Berpikir kritis mencakup kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mempertimbangkan informasi dengan hati-hati sebelum mengambil keputusan atau membentuk pandangan.
Contoh Konkret Berpikir Kritis:
Memeriksa Sumber Informasi:
Seorang mahasiswa yang berpikir kritis tidak hanya menerima informasi dari satu sumber tanpa pertimbangan. Mereka harus memeriksa kehandalan sumber informasi dan memastikan informasi sudah diverifikasi oleh media terkemuka.
Menilai Kredibilitas:
Mahasiswa berpikir kritis akan menilai kredibilitas sumber informasi, mempertanyakan latar belakang penulis atau media yang menyebarkan informasi.
Mengevaluasi Argumentasi:
Berpikir kritis melibatkan kemampuan untuk mengevaluasi argumentasi atau klaim yang disajikan, dengan mengidentifikasi apakah bukti yang disajikan kuat atau tidak.
Menggunakan Logika dan Rasionalitas:
Mahasiswa berpikir kritis menggunakan logika dan rasionalitas dalam menilai informasi, bukan hanya berdasarkan emosi atau opini pribadi.
Memerhatikan Bias:
Berpikir kritis mencakup kesadaran terhadap bias, dengan mahasiswa mampu mengenali adanya bias yang dapat memengaruhi presentasi fakta atau interpretasi.
Dengan menerapkan kemampuan berpikir kritis, mahasiswa diharapkan dapat menjadi lebih waspada, cerdas, dan mampu membedakan antara informasi yang benar dan palsu. Hal ini menjadi kunci dalam membuat keputusan berdasarkan informasi valid dan berbasis bukti. (sas)