Lebak (prapanca.id) – Desa Wisata Saba Budaya Baduy, yang terletak di Kabupaten Lebak, Banten, bukan hanya menjadi destinasi potensial untuk pengalaman budaya autentik, tetapi juga memiliki daya tarik pariwisata dan ekonomi yang tinggi dengan konsep pariwisata berkelanjutan yang berbasis pada kekayaan alam, budaya, dan ekonomi kreatif.
Dengan populasi mencapai 26.000 jiwa dan terletak di ketinggian 300-600 meter di atas permukaan laut, desa ini dikelilingi oleh bukit-bukit dan perkebunan yang mempesona. Potensi kreativitas dan kuliner desa ini diperkaya oleh hasil alam seperti anyaman bambu, madu, gula aren, dan produk fashion seperti gelang kayu, tas jinjing, serta pakaian khas suku Baduy.
Salah satu keunggulan Baduy adalah adanya 12 Motif Batik yang telah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Selain mendukung pelestarian budaya, potensi Batik di Desa Wisata Saba Baduy juga mampu menciptakan peluang kerja dalam sektor ekonomi kreatif.
Desa adat Baduy yang terletak di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, umumnya dikunjungi oleh wisatawan melalui open trip yang sering ditawarkan melalui media sosial atau paket wisata dari agen perjalanan.
Bagi wisatawan yang berasal dari Jakarta dan memilih menggunakan transportasi umum, perjalanan ke Desa Baduy dapat dimulai dengan naik KRL dari Stasiun Tanah Abang menuju Rangkasbitung. Setelah itu, wisatawan dapat melanjutkan perjalanan dengan angkutan umum menuju Ciboleger.
Setibanya di gerbang masuk kawasan Ciboleger, wisatawan akan melanjutkan perjalanan ke pemukiman dengan melakukan trekking selama 3-4 jam. Meskipun cukup menantang, perjalanan panjang ini akan segera terlupakan saat wisatawan menikmati keindahan Desa Wisata Saba Budaya Baduy yang terletak di Taman Nasional Ujung Kulon.
Pengalaman di Desa Wisata Saba Budaya Baduy semakin istimewa dengan sambutan hangat dan keramahtamahan khas masyarakat Baduy. (mi)