Jakarta (prapanca.id) – PT Hutama Karya (Persero) telah resmi memulai pembangunan Gedung dan Kawasan Masjid Negara IKN dengan pelaksanaan upacara peletakan batu pertama (groundbreaking) oleh Presiden Joko Widodo, Rabu (17/1). Pembangunan ini bertujuan untuk mempercepat proses pengembangan Kawasan Ibu Kota Negara (IKN) yang berlokasi di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.
Seremoni groundbreaking ini ditandai dengan pemukulan bedug oleh Presiden Jokowi, yang didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir. Hadir pula dalam acara tersebut sejumlah pejabat tinggi, termasuk Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Hadi Tjahjanto, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, serta Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Presiden Jokowi menyampaikan harapannya bahwa Masjid Negara IKN ini akan menjadi contoh bagi pembangunan masjid di seluruh dunia. Dengan kapasitas hingga 61.000 jamaah, masjid ini akan dikelilingi oleh air dan dirancang dengan keindahan baik dari segi desain eksterior maupun interior.
“Saya berharap masjid ini bisa menjadi contoh pembangunan masjid di dunia, merepresentasikan kemajemukan Indonesia, sebagai sarana dalam meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, menjadi tempat yang nyaman bagi umat muslim untuk melakukan aktivitas keagamaan, serta sebagai simbol toleransi antar agama di IKN,” ujar Presiden.
Tjahjo Purnomo, Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, menjelaskan bahwa proyek ini dilaksanakan melalui kerja sama operasi (KSO) dengan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Hutama Karya dan Adhi Karya akan bekerja sama dalam penanganan struktur, arsitektur, MEP (Mechanical, Electrical and Plumbing), kawasan atau lansekap, bangunan penunjang, bangunan komersil, serta jembatan.
Dalam upaya mendukung konsep green city yang diusung dalam pembangunan IKN, masjid ini akan dirancang sebagai bangunan ramah lingkungan dengan penggunaan material yang berkelanjutan dan minim limbah.
Proyek ini, yang memiliki luas lahan sekitar 3.2 hektar dan nilai kontrak mencapai Rp 940 Miliar, diharapkan dapat selesai pada akhir tahun 2024. Tantangan dalam proses pengerjaannya termasuk desain unik kubah masjid yang menyerupai sorban, sehingga diperlukan teknik khusus untuk memastikan hasil dan kualitas sesuai dengan rancangan awal.
Tim lapangan akan menerapkan strategi pemantauan intensif, teknologi Building Information Modelling (BIM), serta struktur pracetak untuk memastikan proyek selesai tepat waktu dan dengan kualitas terbaik.(mi)