Surabaya (prapanca.id) – Ada yang istimewa dari alumni AWS (Akademi Wartawan Surabaya; kini Stikosa-AWS) yang satu ini. Dialah Djoko Sungkono, yang biasa diapnggil Mas Joko oleh para koleganya. Sehari hari ia tinggal di kota Bogor, Jawa Barat, menikmati masa pensiunnya setelah puluhan tahun berkarya di PT Jamsostek (kini BPJS Ketenagakerjaan), dengan jabatan terakhir : Direktur Operasional.
Bagi para wartawan generasi sepuh di Surabaya era 80-an, namanya cukup familiar. Karena ia pernah menjabat sebagai Humas PT Jamsostek. Begitu pula bagi para mahasiswa AWS angkatan 80-an. “Pak Joko dulu hobbynya nraktir teman-teman di kantin kampus” kata Aniek, teman seangkatan kuliah di AWS, sambil tertawa. Di era tahun 80-an itu, kampus AWS masih di Jl. Kapasari Surabaya, dan perkuliahan dilaksanakan malam hari, mulai jam 17.00 sampai 22.00 WIB.
Tidak diduga, pada awal Januari 2024 lalu, Pemprov Kalimantan Timur memberikan penghargaan kepada Djoko Sungkono sebagai Tokoh Pendidikan Komunikasi. Penghargaan diberikan langsung oleh Pj. Gubernur Kaltim Akmal Malik di Gedung Utama DPRD Kaltim, Senin (8/1).
Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi dari Pemerintah Provinsi Kaltim atas kontribusi signifikan Djoko Soengkono dalam mengembangkan pendidikan komunikasi dan berbagai sektor, termasuk perannya sebagai pelopor berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Mahakam, perguruan tinggi Ilmu Komunikasi pertama di Kalimantan. Ia juga terlibat aktif sebagai Ketua Tim penyusunan roadmap perusahaan-perusahaan besar seperti PT. ASABRI (Persero) dan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan.
Menurut Mas Joko, awal mula pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Mahakam tersebut, saat ia menempati pos sebagai Kakanwil Jamsostek Kaltim di kota Samarinda., di tahun 1985. Ia melihat belum ada pendidikan jenjang S1 Ilmu Komunikasi di wilayah Kalimantan Timur, padahal Kaltim merupakan wilayah yang sangat potensial dan pesat perkembangannya. Apalagi IKN juga berada di wilayah Kaltim.
Maka dengan segala suka dukanya, Mas Joko bersama beberapa teman satu visi di Samarinda merintis pendirian PTS ini, dan aktif menjalin hubungan dengan Kopertis wilayah VII di Surabaya. Kini Stikom Mahakam itu masih eksis dan sudah menghasilkan banyak Sarjana ilmu Komunikasi.
Kini, di usia mendekati kepala 7, di rumahnya yang asri di pusat kota Bogor, walaupun tidak lagi sebagai pejabat publik, namun kesibukannya masih lumayan padat. Antara lain sebagai Advisor di beberapa perusahaan sehubungan keahliannya dalam pengelolaan resiko, aktuaria dan masalah ke tenagakerjaan.(sas)