Bandung (prapanca.id) – Indonesia memandang potensi ekonomi dari sektor digital bisa mencapai USD303.4 Miliar pada tahun 2030. Menyikapi hal ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika aktif berupaya mengoptimalkan potensi tersebut serta memenuhi kebutuhan talenta digital melalui pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang digital.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengajak akademisi, pelaku industri, dan pemangku kepentingan lainnya untuk ikut serta dalam upaya meningkatkan literasi digital. Dikatakannya, Indonesia membutuhkan sekitar sembilan juta talenta digital untuk mengisi kebutuhan lapangan kerja pada tahun 2030.
“Diperlukan keahlian digital yang sejalan dengan potensi ekonomi digital suatu negara. Kami membuka diri untuk berbagai inisiatif yang dapat memperkuat ekosistem digital kita,” ungkap Nezar Patria saat memberikan sambutan dalam Penyerahan Hadiah National Math & English Olympiad ULBI di Bandung, Kamis (11/1).
Wamen Nezar Patria juga menyoroti inisiatif Kementerian Kominfo, yakni Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD), yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat kecakapan digital masyarakat. “Melalui literasi digital, anak-anak dapat memahami cara menggunakan teknologi digital dengan aman. Kami juga menyediakan materi tentang digital parenting untuk membantu orang tua mendampingi anak-anak dalam menggunakan internet,” jelasnya.
Kementerian Kominfo juga memberikan kesempatan melalui Program Digital Talent Scholarship (DTS) untuk mengembangkan kompetensi teknologi digital yang dibutuhkan oleh industri, seperti keamanan siber, kecerdasan buatan, komputasi awan, dan pemasaran digital.
“Pelatihan ini menjadi bekal penting bagi mereka yang berminat berkarir di industri teknologi atau menjadi inventor digital muda. Informasi lebih lanjut tentang program ini dapat diakses melalui laman literasidigital.id dan digitalent.id, serta melalui kanal media sosial terkait,” tambah Wamenkominfo.
Tidak hanya itu, Kementerian Kominfo juga memfasilitasi pelatihan kepemimpinan digital melalui Program Digital Leadership Academy (DLA) bagi para C-level, pimpinan, dan pengambil kebijakan dari sektor privat maupun publik. Program ini bekerja sama dengan delapan kampus ternama dunia, antara lain National University of Singapore, Oxford Internet Institute, University of Cambridge, dan lainnya.
“Program ini dapat menjadi wujud pengembangan diri dalam menghadapi dinamika disrupsi digital yang tengah terjadi. Saya mendorong semua pihak untuk memanfaatkan program ini secara optimal,” ajaknya.
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IV M. Samsuri, Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Faizal Rochmad Djoemadi, beserta jajaran direktur PT Pos Persero, serta Rektor Perguruan Tinggi, pimpinan, dan kepala instansi Mitra Universitas Logistik dan Bisnis Internasional. (*)